Materi Semaphore
SEMAPHORE
I. Sejarah Semaphore
Pada awal abad ke 19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan. Metode ini masih digunakan saat pengisian bahan bakar di laut dan dapat digunakan sebagai komunikasi darurat pada siang hari (memakai bendera) maupun malam hari (memakai tongkat bercahaya)
Semaphore atau dalam sebutan lain "Semafor" merupakan perkembangan dari teknologi optik bangsa kartago dan romawi kuno, tetapi baru pada tahun 1792 Claude Chappe menyempurnakan simbol-simbol atau gerakan-gerakan yang berisi pesan dengan menggunakan bendera. Pada saat itu semaphore digunakan untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan dengan perang maupun informasi lainnya.
Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan dari laut, maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari darat maka bendera akan berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang biasa digunakan dalam kegiatan kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun sebenarnya warna bendera itu sendiri tidaklah terlalu penting, itu hanya merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap.
II. Tata Cara Penggunaan Semaphore
Salah satu cara yang mudah untuk menghafal kode isyarat semaphore adalah dengan metode jarum jam. Namun ada tata cara mengirim pesan dengan bendera semapur yang sudah baku, antara lain:
- Jika penerima pesan telah siap untuk menerima maka mengirim huruf K.
- Jika penerima belum siap mengirim huruf Q.
- Jika penerima telah siap pengirim pesan mengirimkan huruf-huruf isi pesan satu-persatu.
- Untuk memisahkan setiap kata posisi bendera dipegang bersilang di bawah.
- Namun jika terjadi kesalahan dalam mengirim berita, kirim huruf E sebanyak 8 kali atau cukup mengirim tanda salah/annulir (posisi 3-7) lalu ulangi kata-kata yang salah.
- Setiap perkataan telah diterima dengan baik, penerima pesan mengirim huruf C.
- Jika pengirim berita mengirim huruf I-M-I dirangkai, artinya penerima meminta kata terakhir di ulang. Ulangi kembali mengirim kata terakhir sebelum diteruskan kata-kata berikutnya.
- Untuk menyatakan berita telah selesai dikirim dinyatakan dengan huruf A-R.
- Tunggu sampai penerima mengirim huruf R yang berarti berita telah diterima dengan baik.
Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semafor adalah:
- U-R: berita siap dimulai
- M-K: geser kanan
- M-L: geser kiri
Untuk membuat sandi angka:
- Diawali dengan memberi tanda angka (mode numerik) dengan cara bendera disilang membentuk huruf "X" di atas kepala atau posisi bendera 4-5.
Kirim angka dengan ketentuan:
- Huruf A untuk angka 1
- Huruf B untuk angka 2
- Huruf C untuk angka 3
- Huruf D untuk angka 4
- Huruf E untuk angka 5
- Huruf F untuk angka 6
- Huruf G untuk angka 7
- Huruf H untuk angka 8
- Huruf I untuk angka 9
- Huruf K untuk angka 0.
Untuk mengakhiri pengiriman angka kirim huruf "J" (mode alphabetik).
III. Sudut Pada Semaphore
Pembacaan kode semaphore mengikuti arah jarum jam dari sudut pandang pembaca. Sumbu putar berada di dua pergelangan tangan pemberi kode. Terdapat beberapa putaran dalam kode semaphore, antara lain:
- Putaran pertama: A, B, C, D, E, F, G;
- Putaran kedua: H, I, K, L, M, N (tanpa J);
- Putaran ketiga: O, P, Q, R, S;
- Putaran keempat: T, U, Y dan ‘annul‘; Arti dari annul yaitu salah atau ulangi kara terakhir.
- Putaran kelima: ‘numeric‘, J (atau ‘alphabetic‘), V; Numeric ini memiliki arti memulai mengirim angka. Sedangkan alphabetic kembali ke huruf.
- Putaran keenam: W, X;
- Putaran ketujuh: Z
Selain itu masih terdapat hal unik mengenai sudut dalam kode semaphore ini. Dalam tiap putaran kode semaphore ini hanya satu tangan yang bergerak sedangkan tangan yang lain diam diposisi sebagai titik acuan pergerakan kode semaphore. Jika kita mengurangkan sudut dari sisi tangan yang diam oleh yang bergerak akan menghasilkan pola angka yang unik. Lebih lanjut kurang lebih seperti berikut ini :
1. Putaran Pertama
- 270 – 225 = 45 (A)
- 270 – 180 = 90 (B)
- 270 – 135= 135 (C)
- 270 – 90 = 180 (D)
- 270 – 45 = 225 (E)
- 270 – 0 = 270 (F)
- 270 – 315 = -45 (G)
2. Putaran Kedua
- 225 – 180 = 45 (H)
- 225 – 135 = 90 (I)
- 225 – 90 = 135 (K)
- 225 – 45 = 180 (L)
- 225 – 0 = 225 (M)
- 225 – 315 = -90 (N)
3. Putaran Ketiga
4. Putaran Keempat
5. Putaran Kelima
- 90 – 45 = 45 (Numeric)
- 90 – 0 = 90 (J)
- 90 – 315 = -225 (V)
6. Putaran Keenam
- 45 – 0 = 45 (W)
- 45 – 315 = -180 (X)
7. Putaran Ketujuh
- 0 - 315 = -315 (Z)




Komentar
Posting Komentar